Setahun kemarin...
Senin, 22 April 2019.
Kontrol USG memasuki 8 bulan, karena HPL diperkirakan bulan depannya.
Sewaktu cek wajah dokter sedikit berubah cuma sedikit bergumam "pengapuran...kok putih2.."
Hmmmmm..
Saya langsung melirik suami, lalu disambung dengan pertanyaan dokter "Operasi kita bu, mau hari apa?"
Saya bingung cuma tanya "bulan depan dok?"
Dokter cuma senyum, "minggu ini ya bu..sesegera mungkin"
Haaa? Saya langsung bingung, kemungkinan karena pengapuran plasenta yang tadi disebutkan oleh dokter sesaat setelah USG.
Singkat cerita akhirnya terpilih hari Kamis di pekan itu juga.
Saya shock suami shock bingung cuma nurut kata dokter yang lagi bikin surat pengantar untuk ke Rumah Sakit Umum yang juga tempat dokter kandungan kami bekerja di daerah saya karena kami memutuskan untuk pakai BPJS dalam persalinan.
Dokter cuma berpesan "Siapin semuanya dari sekarang ya bu, Rabu masuk rawat inap Kamis malam kita operasi"
Sambil baca surat pengantar dari dokter saya lihat keterangan HBSAg yang menerangkan kalau saya memang positif hepatitis dari saya kecil, dan lebih baik operasi menghindari penularan ke bayi. Tapiiiii, planning awal bulan depan pas usia kehamilan 9 bulan. Saya masih bertanya2 apa karena dokter mendiagnosis pengapuran pada plasenta tadi?
Oh ya baiiik..sampai di rumah saya langsung kasih tau mama saya soal operasi dadakan seperti tahu bulat ini.
Karena bingung kami konsultasi dengan tetangga saya yang kerja di RS yang sama dengan dokter dan disarankan yasudah nurut aja.
"Langsung siapin semuanya nanti dibantu tanya informasi kamar ya.."
Kenapa kami bingung masih mau menunggu bulan depan atau memilih operasi di kehamilan 35 week ini? Karena informasi dari dokter yang memutuskan operasi ini belum memuaskan pertanyaan kami, dokter cuma bilang bayinya pun sudah kuat dan normal kalau operasi minggu ini.
Akhirnya saya cari tahu sendiri apa itu pengapuran plasenta.
Pengapuran plasenta adalah........ (Sumber :..)
24 April 2019
Pada akhirnya saya datang ke RS yang dirujuk pada hari Rabu, dengan minim persiapan karena topi bayi pun belum beli, saya belum bersih2 badan (baca : cukuran).
Masih dengan tenang pagi-pagi saya daftar ke poliklinik, dichecklab untuk pemeriksaan darah,sampai sorenya baru masuk ke ruang rawat inap.
Masih dengan tenang makan sore-sore setelah diberi tahu hemoglobin saya rendah jadi butuh donor darah, alhamdulillah malamnya dapat 3 kantong, sampai tiba-tiba perawat masuk kamar, "kita operasi malam ini ya"
HAH? KAN BESOK JADWALNYA?
"tadi terakhir makan jam berapa?"
"Sore mba,kenapa malem ini ya? ini transfusinya gimana?" Saya panik bener2 panik,
"Oh yaudah, gapapa disiapkan aja ya bebersih dan mandi dulu ya.." jawaban suster bikin seruangan ada saya,mama dan keluarga yang jenguk langsung diem..
Oke, langsung telpon suami yang lagi ambil kantong darah untuk transfusi saya operasi. Panik? Iya (mau protes saat itu juga) tapi saya harus mempersiapkan diri dan tetap tenang karena ga tau yang sebaiknya gimana.
23.00 akhirnya saya siap masuk ruangan operasi, sudah dibalut pakaian operasi.
Bismillah...ya ada hikmahnya sih jadi saya ga banyak khawatir nunggu besok malam baru dioperasi. Semuanya terjadi begitu saja.
Ingatan saat dibius lokal masih sangat jelas karena saya bener-bener ga suka sama jarum suntik hehe terlebih lagi disuntik di tulang pinggang belakang, rasanya subhanallah perih sekali.
Yang kata orang dioperasi sesar ga sakit? Ga bagi saya, banyak rasa tidak nyaman dan saya tetap merasa sakit di dada saat dokter dan tim medis berjuang mengeluarkan si kecil dari perut saya, merasa seperti ditekan dari sana sini.
Karena memang dari sananya saya ga bisa menarik napas panjang saya panik sendiri menarik tangan saya yang harusnya tetap lurus saat itu.
Semua kepanikan saya selesai saat saya mendengar suara tangisan bayi laki-laki yang saya belum sempat lihat wajahnya tapi penglihatan saya tiba-tiba buram.
Loh? Kok?
Ya, saya dibius total karena sebelumnya saya panik berontak kesana sini.
Semuanya tiba-tiba seperti lagi tidur terus mimpi.
Saya pun tidak tahu kapan bayi saya dibawa keluar dan ternyata sudah diadzankan oleh ayahnya.
Bangun-bangun saya tau badan saya gemetar menggigil kedinginan, saat jam 2 pagi sudah ada di kamar rawat inap lagi.
Tetangga saya yang bekerja sebagai perawat disana menunjukkan foto bayi mungil saya yang saat itu sudah dibawa ke ruang neonatus. Bayi yang baru dilahirkan setengah hari dibawa dulu ke ruang neonatus mengikuti prosedur.
Setengah sadar saya mengangguk sambil senyum.
Tidak sabar menunggu pagi datang supaya bisa bertemu si kecil yang sedang bersama mama saya di ruang neonatus.
Singkatnya, setelah 14 jam akhirnya saya bertemu dengan bayi mungil yang selama ini saya tunggu. Alhamdulillah..Segala Puji bagi Allah menitipkan kepada kami seorang anak :')
"Faidhan Ahmad Athallah"
Perjalanan kami baru dimulai...
Kontrol USG memasuki 8 bulan, karena HPL diperkirakan bulan depannya.
Sewaktu cek wajah dokter sedikit berubah cuma sedikit bergumam "pengapuran...kok putih2.."
Hmmmmm..
Saya langsung melirik suami, lalu disambung dengan pertanyaan dokter "Operasi kita bu, mau hari apa?"
Saya bingung cuma tanya "bulan depan dok?"
Dokter cuma senyum, "minggu ini ya bu..sesegera mungkin"
Haaa? Saya langsung bingung, kemungkinan karena pengapuran plasenta yang tadi disebutkan oleh dokter sesaat setelah USG.
Singkat cerita akhirnya terpilih hari Kamis di pekan itu juga.
Saya shock suami shock bingung cuma nurut kata dokter yang lagi bikin surat pengantar untuk ke Rumah Sakit Umum yang juga tempat dokter kandungan kami bekerja di daerah saya karena kami memutuskan untuk pakai BPJS dalam persalinan.
Dokter cuma berpesan "Siapin semuanya dari sekarang ya bu, Rabu masuk rawat inap Kamis malam kita operasi"
Sambil baca surat pengantar dari dokter saya lihat keterangan HBSAg yang menerangkan kalau saya memang positif hepatitis dari saya kecil, dan lebih baik operasi menghindari penularan ke bayi. Tapiiiii, planning awal bulan depan pas usia kehamilan 9 bulan. Saya masih bertanya2 apa karena dokter mendiagnosis pengapuran pada plasenta tadi?
Oh ya baiiik..sampai di rumah saya langsung kasih tau mama saya soal operasi dadakan seperti tahu bulat ini.
Karena bingung kami konsultasi dengan tetangga saya yang kerja di RS yang sama dengan dokter dan disarankan yasudah nurut aja.
"Langsung siapin semuanya nanti dibantu tanya informasi kamar ya.."
Kenapa kami bingung masih mau menunggu bulan depan atau memilih operasi di kehamilan 35 week ini? Karena informasi dari dokter yang memutuskan operasi ini belum memuaskan pertanyaan kami, dokter cuma bilang bayinya pun sudah kuat dan normal kalau operasi minggu ini.
Akhirnya saya cari tahu sendiri apa itu pengapuran plasenta.
Pengapuran plasenta adalah........ (Sumber :..)
24 April 2019
Pada akhirnya saya datang ke RS yang dirujuk pada hari Rabu, dengan minim persiapan karena topi bayi pun belum beli, saya belum bersih2 badan (baca : cukuran).
Masih dengan tenang pagi-pagi saya daftar ke poliklinik, dichecklab untuk pemeriksaan darah,sampai sorenya baru masuk ke ruang rawat inap.
Masih dengan tenang makan sore-sore setelah diberi tahu hemoglobin saya rendah jadi butuh donor darah, alhamdulillah malamnya dapat 3 kantong, sampai tiba-tiba perawat masuk kamar, "kita operasi malam ini ya"
HAH? KAN BESOK JADWALNYA?
"tadi terakhir makan jam berapa?"
"Sore mba,kenapa malem ini ya? ini transfusinya gimana?" Saya panik bener2 panik,
"Oh yaudah, gapapa disiapkan aja ya bebersih dan mandi dulu ya.." jawaban suster bikin seruangan ada saya,mama dan keluarga yang jenguk langsung diem..
Oke, langsung telpon suami yang lagi ambil kantong darah untuk transfusi saya operasi. Panik? Iya (mau protes saat itu juga) tapi saya harus mempersiapkan diri dan tetap tenang karena ga tau yang sebaiknya gimana.
23.00 akhirnya saya siap masuk ruangan operasi, sudah dibalut pakaian operasi.
Bismillah...ya ada hikmahnya sih jadi saya ga banyak khawatir nunggu besok malam baru dioperasi. Semuanya terjadi begitu saja.
Ingatan saat dibius lokal masih sangat jelas karena saya bener-bener ga suka sama jarum suntik hehe terlebih lagi disuntik di tulang pinggang belakang, rasanya subhanallah perih sekali.
Yang kata orang dioperasi sesar ga sakit? Ga bagi saya, banyak rasa tidak nyaman dan saya tetap merasa sakit di dada saat dokter dan tim medis berjuang mengeluarkan si kecil dari perut saya, merasa seperti ditekan dari sana sini.
Karena memang dari sananya saya ga bisa menarik napas panjang saya panik sendiri menarik tangan saya yang harusnya tetap lurus saat itu.
Semua kepanikan saya selesai saat saya mendengar suara tangisan bayi laki-laki yang saya belum sempat lihat wajahnya tapi penglihatan saya tiba-tiba buram.
Loh? Kok?
Ya, saya dibius total karena sebelumnya saya panik berontak kesana sini.
Semuanya tiba-tiba seperti lagi tidur terus mimpi.
Saya pun tidak tahu kapan bayi saya dibawa keluar dan ternyata sudah diadzankan oleh ayahnya.
Bangun-bangun saya tau badan saya gemetar menggigil kedinginan, saat jam 2 pagi sudah ada di kamar rawat inap lagi.
Tetangga saya yang bekerja sebagai perawat disana menunjukkan foto bayi mungil saya yang saat itu sudah dibawa ke ruang neonatus. Bayi yang baru dilahirkan setengah hari dibawa dulu ke ruang neonatus mengikuti prosedur.
Setengah sadar saya mengangguk sambil senyum.
Tidak sabar menunggu pagi datang supaya bisa bertemu si kecil yang sedang bersama mama saya di ruang neonatus.
Singkatnya, setelah 14 jam akhirnya saya bertemu dengan bayi mungil yang selama ini saya tunggu. Alhamdulillah..Segala Puji bagi Allah menitipkan kepada kami seorang anak :')
"Faidhan Ahmad Athallah"
Perjalanan kami baru dimulai...
Comments
Post a Comment